Motivasi merupakan suatu proses
dalam pribadi seseorang yang dapat mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Suatu proses ini harus
mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia agar mendapatkan
prestasi yang semakin meningkat. Selain motivasi faktor lain yang mempengaruhi
tingkat prestasi seseorang adalah kemampuan individu dan persepsi peranan.
Peranan orang lain dalam mengembangkan motivasi sesorang saling berhubungan
dengan kemampuan individu tersebut.
Struktur dari motivasi tersebut
memiliki beberapa teori. Tujuan dari teori motivasi ialah untuk memberikan
uraian yang menuju pada apa sebenarya manusia dan manusia akan menjadi seperti
apa. Menurut Frederick Herzberg (1996) terdapat dua jenis teori yang
menjelaskan seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan. Faktor pertama adalah factor higiene (factor ekstrinsik) dan
kedua faktor motivator (faktor intrisik). Faktor higiene merupakan cara memotivasi
seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan
antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, sedangkan factor motivator adalah
cara memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, contohnnya adalah
achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dll.
Suatu manajer di perusahaan harus
dapat memahami factor-faktor apa yang dapat digunakan untuk memotivasi
karyawan. Factor motivator yang positif dapat memotivasi para karyawan untuk
melaksanakan keinginan para manajer untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Cara peningkatan motivasi dilatar
belakangi oleh factor-faktor pemuas yaitu pertama karyawan yang memiliki
prestasi terbaik diberikan penghargaan, tujuannya agar karyawan tersebut dapat
memberikan prestasi yang lebih lagi untuk perusahaan serta karyawan lain dapat
termoivasi untuk memberikan prestasi. Kedua, karyawan diberi pekerjaan kreatif
dan menantang, sehingga karyawan dapat termotivasi untuk berfikir lebih kreatif
dan mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut. Ketiga, memberikan
karyawan tersebut tanggungjawab, sebab dengan memberikan tenggungjawab kepada
karyawan, maka akan mewujudkan suatu motivasi yang didasarkan atas rasa
dibutuhakannya karyawan tersebut.
Adapun faktor lain untuk meningkatkan
motivasi adalah factor-faktor pemeliharaan, faktor tersebut bertujuan sebagai
faktor pendukung peningkatan motivasi. Contohnya adalah pendukung kebijaksanaan
dan administrasi dari perusahaan yang harus mendukung kinerja kerja karyawan,
agar karyawan termotivasi untuk bekerja secara lebih baik, Kemudian kualitas
pengendalian teknik dalam kondisi kerja , hubungan kerja, dan status pekerjaan,
kehidupan pribadi, keamanan kerja, dan penggajian.
Elemen-elemen factor pemeliharaan
tersebut harus dapat mendukung kinerja kerja karyawan di perusahaan, agar membuat
seorang karyawan termotivasi. Salah satu contohya ialah dengan pengendalian
teknik dalam kondisi kerja yang baik dapat memudahkan karyawan untuk bekerja
dan mencegah karyawan mengalami penurunan motivasi akibat pengendalian yang
tidak baik, lalu hubungan kerja antara karyawan dan karyawan serta karyawan dan
atasan harus berlangsung secara harmonis, dengan hal tersebut dapat
meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja jika dibandingkan denga bekerja di
sebuah perusahaan yang memiliki kesenjangan sosial an. tara karyawan dan karyawan serta karyawan dan atasan. Kemudian status pekerjaan, kehidupan
pribadi, keamanan kerja, dan penggajian harus terdefinisi secara jelas.
Dengan
memiliki status pekerjaan yang jelas, maka karyawan tersebut akan lebih giat
bekerja, begitu juga dengan keamanan kerja dan kehidupan pribadi dari
masing-masing karyawan yang harus diperhatikan. Untuk penggajian, terkadang hal
ini menjadi masalah yang beralasan bahwa gaji tidak sebanding dengan kerja yang
telah dilakukan. Oleh dari itu, penggajian perlu diperhatikan sebagai faktor
pendukung, dengan gaji yang sesuai maka karyawan akan lebih termotivasi untuk
bekerja dan berprestasi serta,dapat meningkatkan kualitas perusahaan.
Berdasarkan
teori motivasi dua faktor Herzberg, agar karyawan dan perusahaan tidak
mengalami kerugian akibat penurunan motivasi, maka perlu mengatasi masalah dan
mencegahnya dengan berupaya mengantisipasi kondisi yang terjadi. Beberapa
pendekatan untuk mengatasi atau mengurangi kekurangan semangat dan motivasi
dalam melaksanakan pekerjaan adalah dengan pendekatan kuratif dan pendekatan
preventif. Namun dalam mengatasi penurunan motivasi yang paling sesuai dengan
teori ini adalah pendekatan kuratif.
Pendekatan
kuratif dalam hal ini adalah mengatasi dengan melihat apakah masalah yang ada menimbulkan
pengaruh pada motivasi karyawan atau tidak dalam pekerjaannya. Berdasarkan
teori ini masalah yang ada terkait dengan ketidakpuasan karyawan dalam
pekerjaannya harus dibicarakan secara terbuka dan langsung dengan atasan atau
konselor maupun dengan pihak yang berwenang untuk mendapatkan kesamaan persepsi
sehingga jalan keluarnya dapat ditemukan. Masalah menyangkut ketidakpuasan
karyawan biasanya karena
ketidakberadaanya faktor ekstrinsik (faktor hygiene) yang bersumber dari luar
diri seorang karyawan seperti masalah upah, kondisi kerja tidak menyenangkan, tidak
adanya keamanan kerja, masalah kenaikan pangkat/status, prosedur perusahaan
yang berbelit-belit, mutu penyeliaan, dan mutu hubungan interpersonal antar
sesama rekan kerja maupun antara atasan dan bawahan yang akan membuat performa
karyawan dalam bekerja menurun. Sehingga diperlukan suatu hubungan komunikasi
untuk membicarakan jalan keluar terbaik dan sikap bijaksana dari atasan seperti
meminta masukan dari karyawan dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang
mempengaruhi pekerjaan mereka untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan yang
menurun. Dalam pendekatan ini diharapkan atasan mampu memberikan apa yang
dibutuhkan berdasarkan keterangan yang diberikan oleh karyawan agar karyawan
dapat melakukan pekerjaan dengan baik lagi. Selain itu, setelah terjalinnya
komunikasi diharapkan hubungan antara atasan dengan bawahan dapat terus terjalin
baik langsung maupun tidak langsung. Bila pihak yang berwenang atau atasan tidak
dapat ditemui secara langsung, dapat berkomunikasi melalui surat atau telepon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar