Sabtu, 02 Juni 2012

ESSAY PSDM TEORI MOTIVASI


            Motivasi merupakan suatu proses dalam pribadi seseorang yang dapat mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Suatu proses ini harus mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia agar mendapatkan prestasi yang semakin meningkat. Selain motivasi faktor lain yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang adalah kemampuan individu dan persepsi peranan. Peranan orang lain dalam mengembangkan motivasi sesorang saling berhubungan dengan kemampuan individu tersebut.
            Struktur dari motivasi tersebut memiliki beberapa teori. Tujuan dari teori motivasi ialah untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarya manusia dan manusia akan menjadi seperti apa. Menurut Frederick Herzberg (1996) terdapat dua jenis teori yang menjelaskan seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Faktor pertama adalah factor higiene (factor ekstrinsik) dan kedua faktor motivator (faktor intrisik).  Faktor higiene merupakan cara memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, sedangkan factor motivator adalah cara memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, contohnnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dll.
            Suatu manajer di perusahaan harus dapat memahami factor-faktor apa yang dapat digunakan untuk memotivasi karyawan. Factor motivator yang positif dapat memotivasi para karyawan untuk melaksanakan keinginan para manajer untuk meningkatkan kinerja karyawan.
            Cara peningkatan motivasi dilatar belakangi oleh factor-faktor pemuas yaitu pertama karyawan yang memiliki prestasi terbaik diberikan penghargaan, tujuannya agar karyawan tersebut dapat memberikan prestasi yang lebih lagi untuk perusahaan serta karyawan lain dapat termoivasi untuk memberikan prestasi. Kedua, karyawan diberi pekerjaan kreatif dan menantang, sehingga karyawan dapat termotivasi untuk berfikir lebih kreatif dan mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut. Ketiga, memberikan karyawan tersebut tanggungjawab, sebab dengan memberikan tenggungjawab kepada karyawan, maka akan mewujudkan suatu motivasi yang didasarkan atas rasa dibutuhakannya karyawan tersebut.
            Adapun faktor lain untuk meningkatkan motivasi adalah factor-faktor pemeliharaan, faktor tersebut bertujuan sebagai faktor pendukung peningkatan motivasi. Contohnya adalah pendukung kebijaksanaan dan administrasi dari perusahaan yang harus mendukung kinerja kerja karyawan, agar karyawan termotivasi untuk bekerja secara lebih baik, Kemudian kualitas pengendalian teknik dalam kondisi kerja , hubungan kerja, dan status pekerjaan, kehidupan pribadi, keamanan kerja, dan penggajian.
            Elemen-elemen factor pemeliharaan tersebut harus dapat mendukung kinerja kerja karyawan di perusahaan, agar membuat seorang karyawan termotivasi. Salah satu contohya ialah dengan pengendalian teknik dalam kondisi kerja yang baik dapat memudahkan karyawan untuk bekerja dan mencegah karyawan mengalami penurunan motivasi akibat pengendalian yang tidak baik, lalu hubungan kerja antara karyawan dan karyawan serta karyawan dan atasan harus berlangsung secara harmonis, dengan hal tersebut dapat meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja jika dibandingkan denga bekerja di sebuah perusahaan yang memiliki kesenjangan sosial an. tara karyawan  dan karyawan serta karyawan dan atasan. Kemudian status pekerjaan, kehidupan pribadi, keamanan kerja, dan penggajian harus terdefinisi secara jelas.
            Dengan memiliki status pekerjaan yang jelas, maka karyawan tersebut akan lebih giat bekerja, begitu juga dengan keamanan kerja dan kehidupan pribadi dari masing-masing karyawan yang harus diperhatikan. Untuk penggajian, terkadang hal ini menjadi masalah yang beralasan bahwa gaji tidak sebanding dengan kerja yang telah dilakukan. Oleh dari itu, penggajian perlu diperhatikan sebagai faktor pendukung, dengan gaji yang sesuai maka karyawan akan lebih termotivasi untuk bekerja dan berprestasi serta,dapat meningkatkan kualitas perusahaan.
            Berdasarkan teori motivasi dua faktor Herzberg, agar karyawan dan perusahaan tidak mengalami kerugian akibat penurunan motivasi, maka perlu mengatasi masalah dan mencegahnya dengan berupaya mengantisipasi kondisi yang terjadi. Beberapa pendekatan untuk mengatasi atau mengurangi kekurangan semangat dan motivasi dalam melaksanakan pekerjaan adalah dengan pendekatan kuratif dan pendekatan preventif. Namun dalam mengatasi penurunan motivasi yang paling sesuai dengan teori ini adalah pendekatan kuratif.
Pendekatan kuratif dalam hal ini adalah mengatasi dengan melihat apakah masalah yang ada menimbulkan pengaruh pada motivasi karyawan atau tidak dalam pekerjaannya. Berdasarkan teori ini masalah yang ada terkait dengan ketidakpuasan karyawan dalam pekerjaannya harus dibicarakan secara terbuka dan langsung dengan atasan atau konselor maupun dengan pihak yang berwenang untuk mendapatkan kesamaan persepsi sehingga jalan keluarnya dapat ditemukan. Masalah menyangkut ketidakpuasan karyawan  biasanya karena ketidakberadaanya faktor ekstrinsik (faktor hygiene) yang bersumber dari luar diri seorang karyawan seperti masalah upah, kondisi kerja tidak menyenangkan, tidak adanya keamanan kerja, masalah kenaikan pangkat/status, prosedur perusahaan yang berbelit-belit, mutu penyeliaan, dan mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja maupun antara atasan dan bawahan yang akan membuat performa karyawan dalam bekerja menurun. Sehingga diperlukan suatu hubungan komunikasi untuk membicarakan jalan keluar terbaik dan sikap bijaksana dari atasan seperti meminta masukan dari karyawan dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan yang menurun. Dalam pendekatan ini diharapkan atasan mampu memberikan apa yang dibutuhkan berdasarkan keterangan yang diberikan oleh karyawan agar karyawan dapat melakukan pekerjaan dengan baik lagi. Selain itu, setelah terjalinnya komunikasi diharapkan hubungan antara atasan dengan bawahan dapat terus terjalin baik langsung maupun tidak langsung. Bila pihak yang berwenang atau atasan tidak dapat ditemui secara langsung, dapat berkomunikasi melalui surat atau telepon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar