Senin, 30 April 2012

TIN HG3 2011


DONAT BEKATUL SEBAGAI MAKANAN PENYEMBUH BERBAGAI MACAM PENYAKIT

Dewasa ini, semakin banyak masyarakat Indonesia khususnya masyarakat DKI Jakarta yang telah beralih menjadi konsumen makanan instant karena aktivitas yang sangat padat. Makanan instant yang paling sering dikonsumsi adalah mie dan roti. Masyarakat sudah tidak memerdulikan kesehatan dirinya sendiri, bagi mereka yang terpenting adalah hilangnya rasa lapar atau sebagai pengganjal perut atau sekedar penambah sedikit tenaga. Tidak terkecuali dengan donat, banyak orang mengonsumsi donat karena siap santap, mudah di bawa, juga memiliki banyak varian rasa.
            Sebagai inovasi, saya menjadikan bekatul sebagai bahan baku pembuatan donat. Walaupun dalam kehidupan sehari-hari orang hanya menganggap dedak atau bekatul sebagai pakan unggas. Hal itu disebabkan banyak orang yang masih belum tahu bahwa sebenarnya bekatul memiliki banyak manfaat yang luar biasa bagi tubuh manusia apabila dikonsumsi.
            Bekatul adalah bagian luar dari butir biji beras yang terlepas saat poses penggilingan gabah. Komponen utama bekatul adalah perikarp, aleuron, selimut biji, dan badan bakal biji (Nursalim, 2007).
Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor, bekatul memiliki komposisi sebagai berikut: protein (1,6-1,9 PER), daya cerna (hingga 73%), lemak (16-22%), asam lemak utama (>90%, terdiri atas asam patimitat, oleat, dan linoleat), lilin (3-4%), lipid (4%), pati (10-20%), vitamin dan mineral (Tiamin 78%, ribovlavin 47%, dan niasin 67%, Al, Mg, Ca, Cl, P, K, Mn, Si, Na, Zn, dan zat besi), serat (selulosa 8,7-11,4% dan hemiselulosa 9,6-12,8%).
Selain itu, berdasarkan data-data dari rumah sakit di Rusia menerangkan berbagai jenis penyakit telah diobati dengan vitamin B15 atau asam pangamik (pangamic acid) yang sangat banyak terkandung dalam bekatul seperti diabetes mellitus, hipertensi, kolesterol tinggi, arterioklerosis, serangan jantung, gangguan pada aliran pembuluh darah jantung, asma bronkial, penyakit hati atau sirosis. Selain itu, bekatul juga dapat dikonsumsi sebagai penambah stamina dan daya tahan tubuh (Nursalim, 2007).
            Dari data diatas dapat disimpulkan banyak keunggulan dari bekatul yaitu seperti kemudahan mendapatkannya dari hasil penggilingan gabah, penyembuh berbagai macam penyakit, dan menaikkan nilai tambah komoditi itu sendiri. Pengetahuan mengenai kandungan gizi bekatul sebaiknya diimplementasikan dalam wujud nyata di kehidupan sehari-hari. Karena nilai potensialnya akan sia-sia bila tidak termanfaatkan.
            Seperti saat ini, sudah banyak produk-produk yang dibuat dari bahan bekatul seperti tepung bekatul, bubur bekatul, minuman bekatul, dan sebagainya. Semua produk tersebut dimaksudkan untuk satu tujuan utama yaitu memaksimalkan nilai potensial gizi bekatul agar tidak sia-sia yang sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan.
            Potensi lain dari bekatul adalah seperti yang tadi di awal sudah saya utarakan bahwa saya ingin membuat donat dengan bekatul sebagai bahan baku utamanya. Walaupun rasa bekatul aslinya kurang begitu enak tetapi jika sudah menjadi donat dan dengan berbagai macam rasa juga dengan tampilan yang sangat menarik pasti banyak orang yang minimal ingin mencoba donat bekatul karena ini termasuk produk baru. Dan jika dilakukan dengan teknik pemasaran yang baik dan benar pasti produk ini akan menambah nilai ekonomis juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar