Tanaman Jarak Cina (Ricinus communis L)
Gambar X Jarak Cina (Ricinus communis L)
Tanaman jarak cina umumnya lebih dikenal sebagai jarak kepyar berbeda dengan jarak pagar atau (Jatropha curcas). Menurut taksonomi tumbuh-tumbuhan,
tanaman jarak cina (Ricinus communis L) diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Sub Kelas : Rosidae
Ordo :
Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus :
Ricinus
Spesies : Ricinus communis L.
Tanaman
jarak cina (Ricinus communis L.)
merupakan salah satu tanaman penghasil bahan baku industri yaitu minyak kastor
(castor oil). Jenis ini
berbuah semusim dimana pada umur 4 bulan sudah dipanen, hidup di daerah tropik
maupun subtropik, serta dapat tumbuh pada ketinggian 0–800 meter di atas
permukaan laut. Tanaman jarak cina tumbuh baik pada tanah ringan, yakni lempung
berpasir, cukup mengandung bahan organik dan mempunyai drainase serta aerasi
baik dengan pH 5-6,5. Tanaman ini tidak tahan genangan air walaupun hanya
beberapa hari, selain itu juga tidak tahan pada tanah berkadar garam tinggi.
Tanaman jarak cina toleran terhadap kondisi kering sehingga tersebar pada areal
bercurah hujan rendah yaitu 300-700 mm/tahun dan mampu menghasilkan biji pada
musim kemarau ketika tanaman lain tidak mampu tumbuh.
Ciri
dari tanaman jarak cina adalah memiliki buah muda yang berwarna
hijau dan berubah coklat setelah tua. Buahnya berduri lemah seperti rambutan. Daging
buahnya berwarna putih sedangkan bijinya berwarna coklat hampir hitam. Bijinya mengandung
glycoprotein yang bersifat racun sering disebut juga sebagai risin. Biji jarak cina
terdiri dari 75% kernel (daging biji) dan 25% kulit dengan komposisi seperti
yang disajikan pada Tabel X:
Tabel X Komposisi Biji Jarak Cina
Komponen
|
Jumlah (%)
|
Minyak
|
54
|
Karbohidrat
|
13
|
Serat
|
12,5
|
Abu
|
2,5
|
Protein
|
18
|
(Ketaren
1986)
Biji jarak cina mengandung 48-56% minyak yang dapat diekstraksi
dengan berbagai proses, seperti pengepresan maupun ekstraksi pelarut dan
menghasilkan minyak yang dikenal sebagai castor
oil. Castor oil atau minyak
kastor memiliki sifat tahan panas dan mengandung
trigliserida asam-asam lemak terutama asam risinolet dengan konsentrasi sangat
tinggi berkisar 85-87% sehingga sering disebut trigliserida asam risinoleat (asam 12-hidroksi-cis-9-oktadekanoat).
Rumus molekul asam risinoleat adalah sebagai
berikut:
CH3
– (CH2)5 – CHOH – CH2 – CH = CH – (CH2)7COOH
Asam risinoleat memiliki 18 atom karbon dengan 1
gugus hidroksi pada atom karbon ke 12 dan ikatan rangkap cis antara atom karbon 9 dan 10. Berat molekul asam risinoleat
298,46. Adanya asam lemak risinoleat pada castor
oil membuat castor oil memiliki
sifat yang khusus. Castor oil memiliki
bilangan hidroksi dan asetil yang tinggi, bilangan iodin yang sebanding dengan
minyak lain, dan viskositas serta berat jenis yang tinggi. Tidak seperti minyak
yang lain, castor oil dapat bercampur
dengan alkohol dan sedikit larut dalam petroleum eter pada temperatur kamar.
Penggunaan
minyak jarak cina antara lain untuk industri cat, pernis, tinta cetak, bahan
pelapis, industri kosmetika, industri polimer berupa resin, plastik, kulit
sintesis, plasticizer,
industri tekstil serat sintetis, dan
industri otomotif yaitu untuk bahan pelumas dan bahan minyak rem (Weiss 1971). Minyak
jarak cina mempunyai kandungan asam lemak dengan komposisi seperti yang
disajikan Tabel X:
Tabel X Komposisi Asam Lemak dari
Minyak Jarak Cina
Asam Lemak
|
Kandungan
|
Asam palmitat
|
1,5%
|
Asam stearat
|
0,5%
|
Asam
oleat
|
5,0%
|
Asam linoleat
|
4,0%
|
Asam linolenat
|
0,5%
|
Asam
risinoleat
|
87,5%
|
Kebutuhan
bahan baku jarak cina dalam negeri untuk industri sebesar 3.600 ton/tahun.
Namun, baru dapat terpenuhi 1000 ton biji/tahun atau 27% sedangkan
kekurangannya dipenuhi dari impor dalam bentuk minyak (PT. Kimia Farma 2002).
Perkembangan industri minyak jarak di Indonesia terkendala oleh keterbatasan
bahan baku karena produktivitas jarak cina saat ini mencapai > 2 ton/ha akan
tetapi produktivitas di tingkat petani masih rendah yaitu baru 500 kg/ha.
Penyebab rendahnya produktivitas di tingkat petani antara lain belum
menggunakan varietas unggul, penggunaan benih tidak bermutu, serta teknik
budidaya yang tidak tepat.
Di
Indonesia tanaman jarak cina sangat cocok dibudidayakan di lahan kering
beriklim kering pada tipe iklim D dan E (sistem Oldeman) dengan jumlah bulan
basah hanya 3 bulan. Lahan kering iklim kering banyak terdapat di Kawasan
Timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Selatan, dan beberapa di Kawasan Barat seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Yogyakarta, dan Jawa Timur. Hamparan lahan kering di Kawasan Timur Indonesia
cukup luas diperkirakan 8,5 juta hektar atau sekitar 90% dari total luas
wilayah, akan tetapi sejauh ini hamparan tersebut belum dapat dimanfaatkan
untuk jarak cina secara maksimal (Machfud 2002).
Penanaman jarak cina dilakukan dengan cara
memasukkan 2–3 biji pada setiap lubang sedalam kira-kira 3 cm pada tanah yang
telah digemburkan dan diratakan. Waktu tanam perlu disesuaikan dengan keadaan
iklim setempat serta jenis jarak yang akan ditanam. Sebaiknya penanaman
dilakukan pada akhir musim hujan, untuk menjaga supaya pada saat pembungaan
tidak terkena hujan yang dapat mengakibatkan gugurnya bunga. Untuk mempercepat
perkembangan dan pertumbuhan biji secara serentak, sebelum ditanam biji
direndam selama 24 jam. Pemeliharaan tanaman berumur kurang lebih 3 minggu.
Panen jarak cina dimulai pada saat buah jarak cina
sudah mulai tua, yang ditandai dengan kulit buah yang mulai kering. Waktu panen
harus tepat sebab keterlambatan akan mengakibatkan pecahnya kulit biji dan biji
akan terlempar keluar.
Buah yang masih berkulit kemudian dijemur selama 3
hari dan kulit buah akan pecah dengan sendirinya. Biji–biji yang diperoleh
dijemur kembali sampai kering kemudian disimpan. Setiap hektar tanaman jarak
cina dapat menghasilkan 6–8 kwintal biji kering, dan tanaman jarak cina umumnya
produktif sampai umur 6–9 bulan.
(disadur dari berbagai sumber)
DAFTAR
PUSTAKA
Ketaren S. 1986. Pengantar
Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan I. Jakarta: UI Press.
Machfud
M. 2002. Teknologi Budidaya
Pengembangan Komoditas Jarak. Prosiding Lokakarya Pengembangan Jarak dan
Wijen Dalam rangka Otoda, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,
P. 14-19
PT.
Kimia Farma. 2002. Kebutuhan Jarak
Domestik dan Impor untuk Berbagai Industri. Prosiding Lokakarya Pengembangan
Jarak dan Wijen Dalam rangka Otoda, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan, P. 1-6
Weiss
EA. 1971. Castor,Sesame, and Safflower.
London: Leonard Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar