Minggu, 22 Desember 2013

Tanaman Jarak Cina


Tanaman Jarak Cina (Ricinus communis L)


Gambar X Jarak Cina (Ricinus communis L)

Tanaman jarak cina umumnya lebih dikenal sebagai jarak kepyar berbeda dengan jarak pagar atau (Jatropha curcas). Menurut taksonomi tumbuh-tumbuhan, tanaman jarak cina (Ricinus communis L) diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom           : Plantae
Subkingdom      : Tracheobionta
Divisi                : Spermatophyta
Subdivisi           : Angiospermae
Kelas                 : Dicotyledonae
Sub Kelas          : Rosidae
Ordo                  : Euphorbiales
Famili                : Euphorbiaceae
Genus                : Ricinus
Spesies              : Ricinus communis L.

Tanaman jarak cina (Ricinus communis L.) merupakan salah satu tanaman penghasil bahan baku industri yaitu minyak kastor (castor oil). Jenis ini berbuah semusim dimana pada umur 4 bulan sudah dipanen, hidup di daerah tropik maupun subtropik, serta dapat tumbuh pada ketinggian 0–800 meter di atas permukaan laut. Tanaman jarak cina tumbuh baik pada tanah ringan, yakni lempung berpasir, cukup mengandung bahan organik dan mempunyai drainase serta aerasi baik dengan pH 5-6,5. Tanaman ini tidak tahan genangan air walaupun hanya beberapa hari, selain itu juga tidak tahan pada tanah berkadar garam tinggi. Tanaman jarak cina toleran terhadap kondisi kering sehingga tersebar pada areal bercurah hujan rendah yaitu 300-700 mm/tahun dan mampu menghasilkan biji pada musim kemarau ketika tanaman lain tidak mampu tumbuh.
Ciri dari tanaman jarak cina adalah memiliki buah muda yang berwarna hijau dan berubah coklat setelah tua. Buahnya berduri lemah seperti rambutan. Daging buahnya berwarna putih sedangkan bijinya berwarna coklat hampir hitam. Bijinya mengandung glycoprotein yang bersifat racun sering disebut juga sebagai risin. Biji jarak cina terdiri dari 75% kernel (daging biji) dan 25% kulit dengan komposisi seperti yang disajikan pada Tabel X:
 
Tabel X Komposisi Biji Jarak Cina
Komponen
Jumlah (%)
Minyak
54
Karbohidrat
13
Serat
12,5
Abu
2,5
Protein
18
(Ketaren 1986)

Biji jarak cina mengandung 48-56% minyak yang dapat diekstraksi dengan berbagai proses, seperti pengepresan maupun ekstraksi pelarut dan menghasilkan minyak yang dikenal sebagai castor oil. Castor oil atau minyak kastor memiliki sifat tahan panas dan mengandung trigliserida asam-asam lemak terutama asam risinolet dengan konsentrasi sangat tinggi berkisar 85-87% sehingga sering disebut trigliserida asam risinoleat (asam 12-hidroksi-cis-9-oktadekanoat). Rumus molekul asam risinoleat adalah sebagai berikut:

CH3 – (CH2)5 – CHOH – CH2 – CH = CH – (CH2)7COOH

Asam risinoleat memiliki 18 atom karbon dengan 1 gugus hidroksi pada atom karbon ke 12 dan ikatan rangkap cis antara atom karbon 9 dan 10. Berat molekul asam risinoleat 298,46. Adanya asam lemak risinoleat pada castor oil membuat castor oil memiliki sifat yang khusus. Castor oil memiliki bilangan hidroksi dan asetil yang tinggi, bilangan iodin yang sebanding dengan minyak lain, dan viskositas serta berat jenis yang tinggi. Tidak seperti minyak yang lain, castor oil dapat bercampur dengan alkohol dan sedikit larut dalam petroleum eter pada temperatur kamar.
Penggunaan minyak jarak cina antara lain untuk industri cat, pernis, tinta cetak, bahan pelapis, industri kosmetika, industri polimer berupa resin, plastik, kulit sintesis, plasticizer, industri tekstil serat sintetis, dan industri otomotif yaitu untuk bahan pelumas dan bahan minyak rem (Weiss 1971). Minyak jarak cina mempunyai kandungan asam lemak dengan komposisi seperti yang disajikan Tabel X:

Tabel X Komposisi Asam Lemak dari Minyak Jarak Cina
Asam Lemak
Kandungan
Asam palmitat
1,5%
Asam stearat
0,5%
Asam oleat
5,0%
Asam linoleat
4,0%
Asam linolenat
0,5%
Asam risinoleat
87,5%

Kebutuhan bahan baku jarak cina dalam negeri untuk industri sebesar 3.600 ton/tahun. Namun, baru dapat terpenuhi 1000 ton biji/tahun atau 27% sedangkan kekurangannya dipenuhi dari impor dalam bentuk minyak (PT. Kimia Farma 2002). Perkembangan industri minyak jarak di Indonesia terkendala oleh keterbatasan bahan baku karena produktivitas jarak cina saat ini mencapai > 2 ton/ha akan tetapi produktivitas di tingkat petani masih rendah yaitu baru 500 kg/ha. Penyebab rendahnya produktivitas di tingkat petani antara lain belum menggunakan varietas unggul, penggunaan benih tidak bermutu, serta teknik budidaya yang tidak tepat.
Di Indonesia tanaman jarak cina sangat cocok dibudidayakan di lahan kering beriklim kering pada tipe iklim D dan E (sistem Oldeman) dengan jumlah bulan basah hanya 3 bulan. Lahan kering iklim kering banyak terdapat  di Kawasan Timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan beberapa di Kawasan Barat seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Hamparan lahan kering di Kawasan Timur Indonesia cukup luas diperkirakan 8,5 juta hektar  atau sekitar 90% dari total luas wilayah, akan tetapi sejauh ini hamparan tersebut belum dapat dimanfaatkan untuk jarak cina secara maksimal (Machfud 2002).
Penanaman jarak cina dilakukan dengan cara memasukkan 2–3 biji pada setiap lubang sedalam kira-kira 3 cm pada tanah yang telah digemburkan dan diratakan. Waktu tanam perlu disesuaikan dengan keadaan iklim setempat serta jenis jarak yang akan ditanam. Sebaiknya penanaman dilakukan pada akhir musim hujan, untuk menjaga supaya pada saat pembungaan tidak terkena hujan yang dapat mengakibatkan gugurnya bunga. Untuk mempercepat perkembangan dan pertumbuhan biji secara serentak, sebelum ditanam biji direndam selama 24 jam. Pemeliharaan tanaman berumur kurang lebih 3 minggu.
Panen jarak cina dimulai pada saat buah jarak cina sudah mulai tua, yang ditandai dengan kulit buah yang mulai kering. Waktu panen harus tepat sebab keterlambatan akan mengakibatkan pecahnya kulit biji dan biji akan terlempar keluar.
Buah yang masih berkulit kemudian dijemur selama 3 hari dan kulit buah akan pecah dengan sendirinya. Biji–biji yang diperoleh dijemur kembali sampai kering kemudian disimpan. Setiap hektar tanaman jarak cina dapat menghasilkan 6–8 kwintal biji kering, dan tanaman jarak cina umumnya produktif sampai umur 6–9 bulan.
(disadur dari berbagai sumber)
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan I. Jakarta: UI Press.
Machfud M.  2002.  Teknologi Budidaya Pengembangan Komoditas Jarak. Prosiding Lokakarya Pengembangan Jarak dan Wijen Dalam rangka Otoda, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,  P. 14-19
PT. Kimia Farma. 2002.  Kebutuhan Jarak Domestik dan Impor untuk Berbagai Industri. Prosiding Lokakarya Pengembangan Jarak dan Wijen Dalam rangka Otoda, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, P. 1-6
Weiss EA. 1971. Castor,Sesame, and Safflower. London: Leonard Hill.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar