BAHAN KEMASAN BIODEGREDIBLE SEBAGAI SOLUSI PENYELAMAT LINGKUNGAN
BERBASIS BAHAN DASAR ALAMI DARI ALAM
Seperti yang kita ketahui bersama, masalah pencemaran
lingkungan khususnya sampah merupakan masalah yang dari dulu tidak pernah ada
habisnya. Lebih parah lagi dari tahun ke tahun jumlah sampah di dunia semakin
bertambah jumlahnya. Bagaimana jadinya bila seluruh daratan dan lautan tempat
makhluk hidup terisi oleh sampah tak terbayang keberlangsungan hidup manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme di dunia ini.
Sampah padat yang ada di dunia sebanyak 30% merupakan
sampah dari bahan kemasan dan plastik merupakan sampah bahan kemasan yang
paling dominan yaitu 13% dari 30% total sampah bahan kemasan tersebut. Sampah
plastik tersebut butuh waktu yang sangat lama untuk terurai, butuh
beratus-ratus tahun bahkan beribu-ribu tahun. Sehingga bila sekarang kita lihat
di tanah-tanah pasti ada sampah plastik yang berasal dari ratusan tahun lalu
yang masih utuh belum terurai. Bagi orang awam yang melihatnya pasti biasa saja
bahkan tidak peduli, tetapi bagi orang yang tahu akan dampak lingkungan yang
ditimbulkan ini merupakan masalah besar.
Untuk mengatasi hal tersebut sekarang sedang
dikembangkan dan sudah banyak yang menggunakan bahan kemasan biodegredible
sebagai pengganti plastik konvensional atau sintetis terutama
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan bahan kemasan plastik. Bahan kemasan
plastik banyak digunakan untuk berbagai barang kebutuhan hidup manusia karena
keunggulan sifatnya yang ringan, praktis, ekonomis, mudah proses membuatnya, dan
tahan terhadap pengaruh lingkungan. Akan tetapi manusia dahulu tidak
memperhitungkan masalah plastik yaitu sangat lama terdegradasi secara alami.
Apalagi plastik biasanya dan kebanyakan digunakan untuk bahan kemasan sekali
pakai yang langsung dibuang sehingga sampah plastik semakin lama semakin banyak.
Bahan kemasan biodegredible ini salah satu jalan untuk
mengatasi masalah sampah plastik karena merupakan bahan kemasan yang ramah
lingkungan, apabila bahan kemasan ini dibuang ke tanah dapat terurai sendiri
dengan bantuan mikroorganisme. Bahan kemasan biodegredible sendiri bahan
bakunya paling banyak menggunakan bahan hasil pertanian yang banyak mengandung
komponen-komponen yang dapat terurai seperti pati, polisakarida, lignoselulosa,
pektin, kitosan, kitin, gums, protein dan lemak dari hewan seperti kasein,
whey, kolagen, gelatin, dari tumbuhan
seperti zein, protein kedelai, gluten, dan lain-lain.
Seharusnya Indonesia yang notabene negara Agraris dan
negara Maritim yang memiliki hasil pertanian dan perikanan melimpah dan dapat
diperoleh sepanjang tahun dapat menjadi negara yang bisa menyelamatkan dunia
dengan mengganti penggunaan plastik konvensional yang ada saat ini yaitu yang
merupakan polimer sintetik terbuat dari minyak bumi (non-renewable) dengan
bahan kemasan yang biodegredible yang dapat terdegradasi oleh mikroorganisme di
lingkungan. Selain mengurangi sampah dunia karena bahan ini dapat membusuk
sendiri seperti kompos dengan waktu lebih cepat karena berasal dari bahan
terbarukan, biodegredible juga mampu mengurangi pemanasan global dengan
mengurangi emisi gas rumah kaca dari plastik sintetis.
Sampah plastik sintetis yang ada bila ditangani dengan
ditimbun dalam tanah akan mencemari tanah dan merusak ekosistem sedangkan kalau
dibakar akan menghasilkan gas CO2 yang meningkatkan pemanasan
global. Sedangkan bahan kemasan biodegredible bila didegradasi oleh
mikroorganisme dapat menjadi kompos yang menyuburkan tanah walaupun jua
menghasilkan gas CO2 dan air tapi juga akan menghasilkan asam
organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan selain itu bila
dipakai untuk kemasan pangan tidak ada bahan kimia beracun yang akan
mengontaminasi sehingga tidak berdampak pada kesehatan seperti apabila
menggunakan plastik konvensional atau sintetis.
Sebenarnya ada satu lagi cara menangani sampah plastik
sintetis yaitu dengan cara daur ulang tetapi cara ini membutuhkan biaya yang
tinggi dan yang dapat ditangani hanya sebagian kecil sampah dan yang sebagian
besarnya lagi tetap dapat mencemari lingkungan lagipula apabila didaur ulang
sampah plastik akan menjadi plastik lagi tidak bisa dihilangkan atau dikurangi
jumlahnya.
Selain itu, hal yang membedakan jumlah sampah plastik
zaman dahulu yang tidak sebanyak sekarang adalah zaman dahulu pengemasan banyak
menggunakan kemasan alami seperti kayu, bambu, daun dan jerami. Sekarang
setelah plastik ditemukan, ilmu dan teknologi juga berkembang maka plastik
menjadi sebuah kebutuhan tanpa dapat dicegah dan diganti dengan bahan kemasan
lain. Bila plastik diganti dengan kemasan lain maka menyebabkan berat sampah
meningkat 400%, volume sampah meningkat 250%, dan biaya meningkat 200%
(Fleming, 1992).
Alangkah sangat baik dan bijak bila kita seperti
orang-orang zaman dahulu yaitu menggunakan bahan kemasan alami tetapi ditambah dengan
ilmu dan teknologi yang lebih canggih yang kita miliki sekarang. Biodegredible sebagai
solusi permasalahan lingkungan tersebut yang berbahan dasar tetap dari alam
yang mudah didapat dan dapat terbaharui seperti pati, polisakarida,
lignoselulosa, pektin, kitosan, kitin, kasein, protein, lipid dan sebagainya.
Maka dari itu penggunaan kemasan biodegrideble dibutuhkan dan cepat
dikembangkan untuk mengganti plastik konvensional yang cenderung dibuat dari
minyak bumi, gas alam, petroleum, dan batubara yang semakin sedikit jumlahnya
dan tidak dapat terbaharukan agar permasalahan lingkungan, kesehatan manusia,
dan kelestarian alam terjaga.